Jakarta - Unit musik rock asal Batulicin, Kalimantan Selatan, Primitive Monkey Noose kembali mengguncang dengan single terbaru berjudul Pandir Wara, yang dirilis melalui kerja sama dengan label rekaman demajors.
Lagu ini hadir sebagai respons tajam terhadap fenomena sosial yang kian akrab di sekitar kita, dari obrolan kosong hingga kebohongan yang menyebar tanpa tanggung jawab.
Secara lirik, single Pandir Wara mengusung makna ganda, yaitu guyonan sarkastik ala tongkrongan sekaligus refleksi filosofis tentang inkonsistensi dan manipulasi dalam kehidupan sosial dan politik.
Lagu ini menjadi pengingat akan pentingnya kejujuran dan keberanian untuk bersikap di tengah arus informasi yang sering menyesatkan.
Secara musikal, Primitive Monkey Noose tetap mempertahankan karakter khas mereka dengan sentuhan alat musik tradisional panting, namun kali ini dikemas dalam notasi yang lebih familiar dan mudah dicerna.
Genre cross-over yang mereka usung memperlihatkan keberanian untuk bereksperimen tanpa kehilangan akar.
Artwork lagu ini digarap oleh ilustrator asal Banjarmasin, Reggy Dyanta, yang menghadirkan visual penuh simbolisme.
Seekor bekantan berjubah berdiri di atas ranting, memunggungi hutan dan berhadapan dengan ular besar, sebuah metafora tentang pertarungan antara diam dan perlawanan. Visual ini memperkuat pesan lagu sebagai ajakan untuk keluar dari sikap pasif dan berani bergerak.
Primitive Monkey Noose yang digawangi oleh Richie Petroza (vokal), Oveck Arsya dan Ridho (gitar), Wan Arif Fadly (panting), Denny Sumaryono (bass), dan Juli Yusman (drum), kini membuka ruang baru bagi musik rock Kalimantan untuk bersuara lantang.
Baca juga: Primitive Monkey Noose Gubah Ulang Lagu Biarlah Terjadi Milik Gede Robi Navicula
Baca juga: Rayakan Hari Buruh 2025, Primitive Monkey Noose Rilis Single Sang Perintis
Saat ini, single Pandir Wara milik Primitive Monkey Noose sudah tersedia di berbagai platform digital seperti Spotify, YouTube Music, TikTok Music, Apple Music, dan Langit Musik. []